Judul buku : ZERO TO HERO, "Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa"
Penulis : Solihin Abu Izzuddin
Penerbit : Pro-U Media
Cetakan : Februari, 2006
Tebal : 300 halaman
Penulis : Solihin Abu Izzuddin
Penerbit : Pro-U Media
Cetakan : Februari, 2006
Tebal : 300 halaman
Sejarah mencatat, banyak orang besar justru lahir di tengah himpitan
kesulitan bukan buaian kemanjaan. Mereka besar dengan mengurangi jam
tidurnya, waktu bekerja dan kesibukan mengurusi duniawi untuk memenuhi
kebutuhan ukhrawi. Menyedikitkan tidur malam untuk bisa bangun malam.
Sedikit canda untuk rasakan nikmatnya ibadah. Tak berlebihan dalam
bergaul tuk rasakan lezatnya iman. Menahan diri dari maksiat biar
tubuhnya tetap sehat. Banyak keterbatasan, kekurangan, kelemahan,
kegagalan, kemalasan. Itu bukan masalah. Bagaimana di tengah
keterbatasan itu kita dahsyatkan diri agar lahir prestasi tinggi. Itulah
kepahlawanan sejati, salah satu pesan penulis Solikhin Abu Izzudin yang
tertuang dalam buku Zero to Hero.
“Kegagalan
merupakan suatu kesuksesan yang tertunda”. Pepatah ini memang benar
adanya. Bila orang berani gagal maka dia pun akan berani untuk
sukses.
Biasanya kita tidak menyadari ketika kita mengusahakan sesuatu dan
memutuskan untuk berhenti karena menganggap diri kita tidak mampu untuk
meneruskannya, maka ketika itulah sesungguhnya kesuksesan itu ada
selangkah lagi di depan kita.
Seperti Thomas Alfa Edison, saat
ditanya bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal? Penemu
bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General electric ini
menjawab, “Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan
hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah
kehabisan percobaan yang gagal.” Dan memang kesuksesan tergantung pada
kekuatan untuk bertahan.
Kemampuan kita terbatas? Itu bukan masalah! Sebab bila di tengah keterbatasan itu kita mampu mendahsyatkan diri untuk meraih prestasi tinggi itulah kepahlawanan sejati. Inilah sebuah buku dengan judul Zero to Hero yang mengajak pembacanya untuk berpikir, menggugah dan mengubah diri untuk melejitkan segala potensi yang dimilikinya sehingga menjadi pribadi yang dahsyat.
Sesungguhnya bila kita hitung-hitung waktu yang kita miliki dengan waktu yang dimiliki orang yang berprestasi --- misalnya Thomas Alfa Edison --- adalah sama, sehari 24 jam, 1440 menit dan 86400 detik dalam satu hari, 7 hari dalam seminggu, dan seterusnya. Kata Imam Al-Ghazali, kalau orang umurnya rata-rata 60 tahun dan menjadikan 8 jam sehari untuk tidur, maka dalam 60 tahun ia telah tidur selama 20 tahun. Luar biasa sangat banyak sekali. Bagaimana dengan diri kita? Bila ditimbang apakah umur yang kita miliki seimbang dengan prestasi kita?Dalam buku yang memiliki tebal 300 halaman ini pun dikupas tentang kisah-kisah orang-orang biasa yang sukses meledakkan dirinya dengan prestasi yang luar biasa। Walaupun begitu penulis mengatakan bahwa buku ini bukanlah buku cerita, namun agar kita bisa menjadikan kisah-kisah itu sebagai cermin dalam kehidupan kita, agar kita bisa mengambil ketauladanan dari pribadi tokoh-tokoh Islam yang sukses.
Kemampuan kita terbatas? Itu bukan masalah! Sebab bila di tengah keterbatasan itu kita mampu mendahsyatkan diri untuk meraih prestasi tinggi itulah kepahlawanan sejati. Inilah sebuah buku dengan judul Zero to Hero yang mengajak pembacanya untuk berpikir, menggugah dan mengubah diri untuk melejitkan segala potensi yang dimilikinya sehingga menjadi pribadi yang dahsyat.
Sesungguhnya bila kita hitung-hitung waktu yang kita miliki dengan waktu yang dimiliki orang yang berprestasi --- misalnya Thomas Alfa Edison --- adalah sama, sehari 24 jam, 1440 menit dan 86400 detik dalam satu hari, 7 hari dalam seminggu, dan seterusnya. Kata Imam Al-Ghazali, kalau orang umurnya rata-rata 60 tahun dan menjadikan 8 jam sehari untuk tidur, maka dalam 60 tahun ia telah tidur selama 20 tahun. Luar biasa sangat banyak sekali. Bagaimana dengan diri kita? Bila ditimbang apakah umur yang kita miliki seimbang dengan prestasi kita?Dalam buku yang memiliki tebal 300 halaman ini pun dikupas tentang kisah-kisah orang-orang biasa yang sukses meledakkan dirinya dengan prestasi yang luar biasa। Walaupun begitu penulis mengatakan bahwa buku ini bukanlah buku cerita, namun agar kita bisa menjadikan kisah-kisah itu sebagai cermin dalam kehidupan kita, agar kita bisa mengambil ketauladanan dari pribadi tokoh-tokoh Islam yang sukses.
Buku
karya Solihin Abu Izzuddin ini sangat penting dibaca oleh berbagai
generasi dan tak cukup bila hanya dibaca। Perlu digali kata-katanya.
Diserap hikmahnya. Digali kekuatan tersembunyinya. Dan saat membacanya,
hubungkan dengan wawasan kita agar tercipta gagasan baru dan cemerlang
sehingga kita bisa mendahsyatkan pribadi biasa menjadi pribadi yang luar
biasa.
SITI MUTIA ISTIKA SARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar