Laman

Sabtu, 30 Mei 2015

REVIEW BUKU "ZERO TO HERO"




Judul buku : ZERO TO HERO, "Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi  Luar Biasa"
Penulis   : Solihin Abu Izzuddin
Penerbit : Pro-U Media
Cetakan : Februari, 2006
Tebal      :  300 halaman
Sejarah mencatat, banyak orang besar justru lahir di tengah himpitan kesulitan bukan buaian kemanjaan. Mereka besar dengan mengurangi jam tidurnya, waktu bekerja dan kesibukan mengurusi duniawi untuk memenuhi kebutuhan ukhrawi. Menyedikitkan tidur malam untuk bisa bangun malam. Sedikit canda untuk rasakan nikmatnya ibadah. Tak berlebihan dalam bergaul tuk rasakan lezatnya iman. Menahan diri dari maksiat biar tubuhnya tetap sehat. Banyak keterbatasan, kekurangan, kelemahan, kegagalan, kemalasan. Itu bukan masalah. Bagaimana di tengah keterbatasan itu kita dahsyatkan diri agar lahir prestasi tinggi. Itulah kepahlawanan sejati, salah satu pesan penulis Solikhin Abu Izzudin yang tertuang dalam buku Zero to Hero.
“Kegagalan merupakan suatu kesuksesan yang tertunda”. Pepatah ini memang benar adanya. Bila orang berani gagal maka dia pun akan berani untuk
sukses. Biasanya kita tidak menyadari ketika kita mengusahakan sesuatu dan memutuskan untuk berhenti karena menganggap diri kita tidak mampu untuk meneruskannya, maka ketika itulah sesungguhnya kesuksesan itu ada selangkah lagi di depan kita.
Seperti Thomas Alfa Edison, saat ditanya bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal? Penemu bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General electric ini menjawab, “Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.” Dan memang kesuksesan tergantung pada kekuatan untuk bertahan.
Kemampuan kita terbatas? Itu bukan masalah! Sebab bila di tengah keterbatasan itu kita mampu mendahsyatkan diri untuk meraih prestasi tinggi itulah kepahlawanan sejati. Inilah sebuah buku dengan judul Zero to Hero yang mengajak pembacanya untuk berpikir, menggugah dan mengubah diri untuk melejitkan segala potensi yang dimilikinya sehingga menjadi pribadi yang dahsyat.
Sesungguhnya bila kita hitung-hitung waktu yang kita miliki dengan waktu yang dimiliki orang yang berprestasi --- misalnya Thomas Alfa Edison --- adalah sama, sehari 24 jam, 1440 menit dan 86400 detik dalam satu hari, 7 hari dalam seminggu, dan seterusnya. Kata Imam Al-Ghazali, kalau orang umurnya rata-rata 60 tahun dan menjadikan 8 jam sehari untuk tidur, maka dalam 60 tahun ia telah tidur selama 20 tahun. Luar biasa sangat banyak sekali. Bagaimana dengan diri kita? Bila ditimbang apakah umur yang kita miliki seimbang dengan prestasi kita?
Dalam buku yang memiliki tebal 300 halaman ini pun dikupas tentang kisah-kisah orang-orang biasa yang sukses meledakkan dirinya dengan prestasi yang luar biasa। Walaupun begitu penulis mengatakan bahwa buku ini bukanlah buku cerita, namun agar kita bisa menjadikan kisah-kisah itu sebagai cermin dalam kehidupan kita, agar kita bisa mengambil ketauladanan dari pribadi tokoh-tokoh Islam yang sukses.
Buku karya Solihin Abu Izzuddin ini sangat penting dibaca oleh berbagai generasi dan tak cukup bila hanya dibaca। Perlu digali kata-katanya. Diserap hikmahnya. Digali kekuatan tersembunyinya. Dan saat membacanya, hubungkan dengan wawasan kita agar tercipta gagasan baru dan cemerlang sehingga kita bisa mendahsyatkan pribadi biasa menjadi pribadi yang luar biasa. 

                                                                                                   

SITI MUTIA ISTIKA SARI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar